Serangan pada wanita Muslimah berjilbab yang hamil pada pekan lalu di Stockholm telah memicu perhatian wanita Swedia dari semua agama untuk solidaritas mengenakan jilbab pada hari Senin kemarin , 19 Agustus, untuk menunjukkan dukungan kepada hak-hak Muslimah.
“Kami ingin orang-orang untuk memakai jilbab pada hari Senin. Terutama karena kita ingin mensosialisasikan jilbab, “kata Bilan Osman, salah satu penggagas, untuk Harian Goteborg melaporkan.
“Orang-orang melihat jilbab sebagai sesuatu yang asing. Ini bisa menjadi kesempatan yang baik untuk mengakui apa yang harus wanita muslim kenakan ketika pergi . ”
Serangan itu terjadi Jumat lalu ketika seorang wanita hamil diserang di luar Stockholm Farsta
Kabarnya, serangan itu dipicu hanya karena wanita itu mengenakan jilbab.
Menurut seorang teman dari wanita muslimah yang diserang, yang berbicara kepada Sveriges Radio, bahwa jilbab wanita itu ditarik hingga robek, dan penyerang melanjutkan untuk membenturkan kepalanya ke mobil hingga pingsan. Insiden ini juga diikuti oleh ejekan rasis.
“Dia memakai jilbab karena imannya , dan itu adalah alasan kenapa ia diserang,” kata Klas Jensgård dari polisi Stockholm kepada kantor berita TT.
Insiden inilah yang telah menyebabkan protes nasional di media sosial, di mana respon dari para perempuan, tidak terbatas agama menganjurkan untuk mengenakan jilbab pada tanggal 19 Agustus sebagai tindakan solidaritas
Kelompok solidariras ini juga menerbitkan sebuah opini di surat kabar Aftonbladet pada hari Minggu di mana mereka mendesak Menteri Kehakiman Beatrice untuk mengambil tindakan yang “memastikan bahwa perempuan Muslim Swedia dijamin hak atas rasa aman dan kebebasan beragama, tanpa khawatir pada serangan verbal dan fisik “.
“Selain itu, kami menuntut agar politisi secara aktif menarik perhatian dan melawan diskriminasi struktural yang mempengaruhi perempuan Muslim,” tulis para penulis. (OI.Net/Kh)