Indonesia yang notabennya bukan Negara Islam memiliki godaan yang beragam untuk wanita muslim yang tinggal dan hidup di Indonesia terutama dalam hal berbusana.
“Pemerintah saja tidak melarang, kenapa kau ribut sih!.” Jawaban itu saya dapatkan dari teman saya ketika saya meminta dia untuk berpakaian yang lebih tertutup. Bahkan ketika ibu saya menegur dia karena berpakaian yang sangat ketat, dia menjawab “wah, ibu ketinggalan zaman, ini trend saat ini.”
Jawaban seperti itu sering kita dapati ketika kita meminta seseorang untuk berpakaian yang lebih sopan dan tertutup. Tidak adanya peratutan tertulis dari pemerintah tentang busana wanita serta adanya globalisasi membuat wanita Indonesia memiliki banyak pilihan model pakaian.
Bahkan godaaan untuk melepas kerudung juga sempat menghampiri saya. “Kok pakai kerudung, mbak?.” Tanya staff tata usaha fakultas ekonomi.
Universitas memang meminta foto ijasah agar tidak memakai jilbab. Hal itu dimaksudkan untuk menghindarkan kita dari diskriminasi ketika kita melamar pekerjaan dan keseragaman.
Saya pun sempat berpikir untuk melakukan foto ulang karena semua teman saya yang memakai jilbab di foto ijasah mereka tidak memakai jilbab. Namun, ketika saya menanyakan alasan kenapa tidak diperbolehkan, saat itu juga saya memutuskan untuk foto ijasah tetap memakai jilbab dan membuat surat pernyataan bahwa saya tidak akan menuntut universitas ketika saya mengalami diskriminasi ketika melamar pekerjaan.
Prinsip yang kuat serta sikap yang tegas menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh wanita muslim di Indonesia.
Trend busana yang tidak sesuai syariat islam tidak hanya melanda wanita muslim yang tinggal di kota besar maupun kecil tapi juga menyentuh pelosok desa. Ketika saya remaja tidak banyak pilihan busana bagi wanita desa, semua busana yang disajikan di pasar adalah busana yang sopan dan tertutup. Meskipun kita tidak berjilbab tetapi pakaian kami sopan dan tertutup. Kini, dengan adanya kemudahan transportasi memberikan kemudahan bagi wanita desa untuk ke kota berbelanja pakaian sesuai dengan keinginan mereka.
Godaan wanita muslim di Indonesia dalam memilih busana tidak hanya dating dari trend fashion yang masuk ke Indonesia tetapi juga profesionalitas kerja.
Seorang teman kuliah saya saat di lembaga pendidikan dua tahun yang selalu menasehati saya tentang bagaimana seharusnya memilih pakaian hijab ketika saya baru memutuskan untuk berhijab, tergoda dengan bujuk rayu profesionalitas kerja sehingga dia pun menanggalkan jilbabnya.
Indonesia yang bukan Negara Islam tentu saja tidak akan menggunakan syariat islam dalam membuat undang-undang. Dan itu berarti bahwa pemerintah tidak akan ikut campur dalam hal bagaimana seharusnya wanita Indonesia berbusana.
Indonesia dengan penduduknya yang heterogen dan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam hal gaya berpakaian wanita Indonesia megharuskan kita sebagai wanita muslim memahami tentang cara berpakaian yang sesuai dengan Syariat Islam. Bukan hanya memahami tetapi juga harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu menghindarkan kita dari kerusakan moral serta melindungi harkat dan martabat kita sebagai wanita muslim.
-Budi Prastiwi-