7. Namun bila kita yakin seyakin-yakinnya, percaya, tanpa sedikitpun keraguan bahwa keshalehannya, ketaatannya pada Allah adalah telah pasti, tak mungkin sang calon di masa yang akan datang memilih perbuatan melakukan pelanggaran syara dengan sengaja, maka hanya tinggal mengadu dan memohon pertolongan Allah. Dia lah sang Pemilik Hati, yang membolak-balikkan hati manusia. Dia lah yang Maha Menakdirkan. Maha Pemberi yang terbaik. Tawakaltu ‘alallah.
Namun bila ternyata, setelah upaya maksimal ditempuh namun tetap saja kecolongan, sebagai orang beriman harus ikhlas dengan taqdirNya. Menjalani episode seperti nabi Nuh dan Asiyah bukanlah kesalahan. Justru sebagai tanda Allah sayang pada hambaNya. Akan ditambah kemuliaannya di hadapan Allah kala sabar menjalani. Tenanglah dan tetap berusaha memperbaiki, serta menasihati pasangan untuk menetapi jalanNya. Belajar untuk menerima pasangan, sekelam apapun masa lalunya. Yang penting, pasangan mau berubah menjadi lebih baik. Yang tadinya bergelimang dosa dan pelanggaran syara mau memperbaiki diri dan bertaubat serta tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Sebab Allah sangat senang dengan hambaNya yang bertaubat. Tempat seseorang kelak ditentukan oleh akhir hidupnya. Seseorang yang kurang sejengkal saja tempatnya di syurga, tapi ia melakukan perbuatan ahli neraka di akhir hidupnya, maka tempatnya di neraka. Sebaliknya, kurang sejengkal saja ia nyaris di neraka, tapi karena di akhir hidupnya melakukan perbuatan ahli syurga, maka syurgalah tempatnya.
Tetapi bila setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tak berhasil, pasangan tak kunjung juga mau berubah, tetap saja dengan perilaku yang menentang Allah dan rasulNya, sesungguhnya Allah Maha Tahu batas kemampuan seseorang untuk terus bertahan hidup bersama dengan pasangan yang tak takut pada Allah dan tak mau menaatiNya. Telah dipersiapkan sebuah aturan sempurna untuk menjadi solusi kala suami istri tak lagi bisa beriringan. Kala pelanggaran syara oleh pasangan tetap saja dilakukan dan semakin menjadi. Ada jalan indah yang telah Allah bentangkan bernama cerai dan talaq. Rasulullah pun pernah mengambil jalan ini pada istri-istrinya.
Semoga setiap hamba mau memilih jalan taqwa. Bertobat atas segala dosa dan pelanggaran syara di masa lalu. Tak akan pernah sekalipun mengulanginya lagi dan benar-benar dibuktikan dalam tindakan nyata. Mengisi sisa hidup untuk senantiasa menaatiNya karena manusia tak pernah tahu kapan Izrail menjemput. Wallahu’alam.
¤¤¤¤( CIIA-The Community of Ideological Islamic Analyst : [email protected] )¤¤¤¤