Apalagi bagi seorang wanita, jangan sampai ia salah pilih suami yang menafkahi dari harta yang diperoleh dengan cara bathil, misalnya memberi makan, pakaian, dan menaungi anak istri di rumah yang diperoleh dengan cara riba, korupsi, suap, mencuri atau cara haram lainnya. Menikah dengan lelaki miskin jauh lebih baik daripada menikah dengan pria kaya tapi berani melawan perintah Allah.
Nabi SAW bersabda, ”Tidak bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara (yaitu):(1) Tentang umurnya untuk apa ia habiskan? (2) Tentang ilmunya untuk apa ia amalkan? (3)Tentang hartanya darimana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan? dan (4) Tentang badannya untuk apa ia gunakan? (HR.At-Tirmidzî).
3. Lihatlah bagaimana pergaulannya dengan teman-temannya dan lawan jenisnya. Apakah ia termasuk orang yang menjaga kesucian diri atau justru sebaliknya sekalipun di dunia maya. Apakah ia termasuk yang biasa hidup campur baur dengan lawan jenis tanpa menggunakan batasan agama atau tidak. Orang yang biasa gaul bebas, di masa datang akan mudah berselingkuh apalagi ada setan Harut Marut yang selalu berusaha memisahkan suami istri melalui pelanggaran hukum Allah, oleh satu orang atau keduanya.
4. Lihatlah bagaimana hubungannya dengan saudara-saudaranya dan kawan-kawannya. Apakah rukun atau sering bermasalah. Apakah di mata mereka dinilai sebagai orang yang mudah berbagi, dermawan, suka menolong atau sebaliknya, pelit, egois dan lebih mementingkan diri sendiri. Apalagi menikah tidak hanya menyatukan dua manusia, tapi juga dua keluarga dengan karakter yang bisa jadi sangat berbeda.
5. Pertimbangkan juga sifat utama yang dimiliki. Apakah bijaksana, dewasa, penyabar, lembut hati, keras hati, angkuh atau kekanak-kanakan dan suka memperturutkan hawa nafsu serta kesenangan sendiri. Orang yang bijaksana dan dewasa lebih tenang saat menghadapi permasalahan. Memikirkan secara matang sebelum berbuat sesuatu, tentang segala resiko dan konsekuensinya. Sehingga tidak mudah menyalahkan orang lain atas pilihan perbuatan sendiri. Ini penting karena dalam rumah tangga, tidak akan luput dari berbagai permasalahan. Mengingat suami istri adalah dua orang yang mungkin banyak berbeda. Perbedaan yang seharusnya tak jadi masalah kala menyandarkan segala hal pada aturan Islam. Mengingat juga manusia adalah makhluk sosial, yang pasti akan bertetangga dan berhubungan dengan orang lain.
6. Cari tahu bagaimana ketangguhannya dalam menghadapi ujian hidup. Agar iman tidak sekedar dalam ucapan. Misalnya bagaimana sikapnya ketika diuji Allah kehilangan barang berharga, diuji Allah dengan kepergian / kematian orang-orang yang dicintai (orang tua, saudara). Ini adalah bekal penting, sebab hidup pasti penuh ujian baik nikmat atau musibah.