Namun demikian agama seseorang, tidak bisa dilihat dari tampilan luar saja. Hanya atribut fisik bisa saja menipu. Carilah informasi dari orang-orang yang netral seperti tetangga atau teman kerja. Bukan dari kawan ngajinya saja karena biasanya hanya yang baik-baik saja yang terlihat. Tapi kumpulkanlah yang dhahir sebanyak mungkin, agar tidak seperti membeli kucing dalam karung yang sangat indah. Yang akan menjadi pasangan kita adalah orangnya, bukan majelis taklim atau ormas yang diikutinya. Ormas tempatnya biasa berkiprah bisa jadi bagus, tapi belum tentu dengan para pengembannya. Dua contoh kasus di atas telah membuktikan itu.
Berikut beberapa tips yang bisa dijadikan sedikit patokan saat memilih pasangan agar benar-benar terjamin agamanya bagus, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari :
1. Carilah informasi bagaimana seseorang bersikap dan berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama ibunya. Seorang lelaki yang biasa berbuat baik kepada kedua orangtuanya, maka ia pun cenderung memperlakukan istri dengan baik, mengasihi seperti ia mengasihi ibunya. Seorang wanita yang berbakti pada ibu bapaknya, ia akan juga mudah untuk menaati suaminya. Begitu juga sebaliknya. Logikanya adalah bagaimana ia akan menaati suaminya, sedangkan pada ibu yang melahirkannya saja tidak memuliakan bahkan menyakitinya.
:وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬اۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا“
Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa“. (QS. An Nisa’ : 36).un).“.
وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَٲلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُ ۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٍ۬ وَفِصَـٰلُهُ ۥ فِى عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡڪُرۡ لِى وَلِوَٲلِدَيۡكَ إِلَىَّ ٱلۡمَصِيرُ“
Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan).” (QS. Luqman : 14).
2. Bila calon pasangan telah memiliki harta benda, carilah informasi dengan cara elegan darimana dan bagaimana cara memperolehnya. Apakah dengan cara halal atau haram. Jangan sampai terjadi seperti contoh kasus di atas. Sebab seseorang ketika telah berani melakukan perbuatan dosa, bahkan sekecil apapun ia berani menyelisihi Allah dan rasulullah, maka di masa datang ia berpotensi melakukan pelanggaran syara yang lain jika tidak segera bertaubat.