Duhai wanita, jawablah dengan sejujurnya. Bagaimana perasaanmu kala engkau telah tersentuh oleh lelaki yang bukan suamimu? Menyesal? Senang? Atau bangga? Pernahkah engkau memikirkan bagaimana perasaan kedua orangtuamu? Putri yang sejak kecil disayang dan dijaga dengan segenap hati, begitu mudah menyerahkan kehormatan pada sembarang lelaki. Lelaki yang tak menghargaimu dan tak punya harga diri, menyentuh wanita dengan cara hina dan rendah seperti binatang. Tanpa kemuliaan ijab qabul yang membuat orangtua meneteskan air mata bahagia. Hanya untuk sebuah kesenangan sesaat, yang akan menjadi noda sepanjang hidup. Nikmat membawa sengsara dunia akhirat.
Bukankah kelak engkau pun ingin menjadi seorang ibu? Seorang ibu yang dibanggakan anaknya. Bukan seorang ibu yang bahkan tak tahu siapa bapak anaknya. Bukan menjadi seorang ibu yang tidak pernah menikah sebelumnya. Bukan juga seorang ibu yang gagal berkali-kali menggugurkan buah cinta terlarangnya. Bukan pula seorang ibu yang hamil duluan sebelum pernikahan berlangsung.
Duhai wanita, tahukah engkau apakah sesungguhnya tujuan penciptaan kita? Allah berfirman, ” Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (TQS Ad Dzariyyat 56). Jadi sepanjang nafas kita, Allah memerintahkan kita beribadah. Menyandarkan semua ucapan dan perbuatan pada hukumNya. Salah satu ibadah antara lain adalah menuntut ilmu Islam. Hukumnya wajib, agar manusia tahu apa saja kewajiban/perintah yang Allah bebankan pada kita. Supaya paham, apa saja larangan Allah untuk hambaNya. Supaya mengerti apa yang benar dan salah dalam pandanganNya. Ilmu adalah bekal langkah manusia. Ilmu itu laksana pohon, yang akan berbuah jika diamalkan, ilmu tanpa amal ibarat pohon yang tidak berbuah, sedangkan amal tanpa ilmu ibarat menanti buah tanpa adanya pohon.
Duhai wanita, berjilbab sempurna adalah kewajiban. Setiap muslimah mau tidak mau, suka tidak suka wajib mengenakan ketika keluar rumah ataupun saat ada pria ajnaby/asing. Sedangkan berdua-duaan dengan lelaki tanpa muhrim adalah laranganNya, apalagi bila sampai berpegangan tangan, berciuman bahkan lebih dari itu, jelas haram. Perintah dan larangan Allah wajib dipatuhi. Tak ada tawar menawar. Tak ada alasan apapun untuk menolaknya. Allah yang menciptakan kita lebih tahu, bahwa manusia dengan segala potensi yang dianugerahkanNya pasti mampu dan sanggup menjalankannya.