Kisah yang satu ini merupakan salah satu contoh dari sekian banyak potret kehidupan seorang wanita muslimah yang begitu bangga dan merasa terhormat dengan agama yang selama ini ia telah hadir mewarnai perjalanan hidupnya . Seorang muslimah yang di hatinya terdengar keras detak syiar agama Allah .
Itualah hati yang mampu mengenal Allah dan Rasul Nya sehingga keraguan tak pernah lagi dijumpai di dalamnya. Dialah sosok seorang wanita muslimah yang hatinya selalu selalu memikul tanggung jawab da’wah. Namun sayang figur semacam ini ternyata langka untuk kita temukan. Ya memang sangat langka sekali.
Ummu Abdul Aziz, begitulah wanita ini biasa disapa dalam kesehariann. Suaminya seorang dokter yang tinggal di kota Riyadh, Saudi Arabia.
Pada satu kesempatan, Ummu Abdul Aziz harus menyertai suaminya untuk menghadiri salah satu konferensi medis yang diselenggarakan di salah satu negara Eropa. Dengan langkah pasti ia iringi keberangkatan sang suami. Ya, ia sadar sekali bahwa Tuhan yang selama ini ia sembah di negaranya tak lain adalah Tuhan yang akan ia jumpai di negera eropa tersebut. Tuhan yang satu, Allah. Demikian pula halnya kaum Pria yang ia jumpai nya di negara asalnya, Arab Saudi. Oleh karena itu , setibanya di negara tujuan, kondisinya tidak berubah sedikitpun.
Komitmennya untuk senantiasa melaksanakan segala perintah Tuhannya ia selalu pegang dengan baik. Hal ini nampak terlihat jelas dari cara ia berpakaian. Potongan kain yang dikenakannya menutupi seluruh anggota tubuhnya.. Ya Ummu Abdul Azis mengenakan pakaiannya secara lengkap sehingga tidak tak sedikitpun anggota tubuhnya yang dapat terpandang mata, meskipun ia berada di kawasan Eropa yang identik dengan mode-mode pakaian masa kini . Oleh karenanya wajar apabila masyarakat Eropa yang menjumpainya merasa heran dengan pemandangan yang sangat asing seperti yang ia tampakkan. Ia pun mulai menjadi pusat perhatian, seakan-akan bertanya ‘” Makhluk apakah yang ada di balik kain hitam ini?” Benar-benar pemandangan yang sungguh aneh bagi mereka.
Pada suatu hari, beberapa wanita Eropa berkumpul mendatanginya .Rata-rata mereka adalah para profesor yang bisa dibilang sudah cukup berumur. Dialogpun akhirnya berlangsung di antara mereka (kebetulan ummu Abdul Aziz mampu berbahasa Inggris). Dengan begitu beraninya salah seorang dari mereka mengajukan sebuah pertanyaan , “ Kamu pasti berpenampialan seperti ini hanya untuk menyembunyikan cacat yang ada di badanmu bukan ? Atau mungkin sekedar menutupi wajahmu yang nampak tidak cantik ?? Ya kiranya anggapan seperti itulah yang tertanam di benak mereka selama ini terhadapnya. Ummu Aziz langsung membawa mereka ke salah satu sudut ruangan , lalu membuka cadar yang selama ini menutupinya wajahnya. Ternyata ia nampak sebagaimana wanita normal pada umumnya , tanpa ada cacat sedikitpun sebagaimana dugaan mereka. Bahkan mungkin parasnya lebih cantik dari wanita biasanya, insya Allah. Kesempatan ini tentu tidak ia biarkan berlalu begitu saja tanpa menyampaikan sesuatu kebenaran.
Setelah memperlihatkan wajahnya , Ummu Abdul Azis langsung mulai masuk ke pembicaraan inti. Ia jelaskan kepada mereka bagaimana Islam memposisikan wanita . Ia paparkan sejauh mana penghormatan dan aparesiasi agama Allah ini terhadap kaum Hawa selain ia berikan gamabaran tentang ajaran agama Islam secara umum. Tahukah apa yang terjadi setelah itu ? Ya setelah tiga jam berlalu, sebanyak tujuh dari sepuluh Professor wanita tadi langsung mengikrarkan keislaman mereka! Tak lain karena Ummu Abdul Aziz atas izin Allah! Bayangkan tujuh orang Professor masuk Islam hanya dalam kurun waktu tiga jam setelah melakukan dialog.
Sebagai seorang muslimah Ummu abdul Aziz tidak merasa kecil sehingga menjadi asing dengan ajaran agamanya Kehadirannya di negara pengusung faham liberalisme yang jauh dari tata nilai sosial tersebut . Ia tetap berpakaian muslimah sejati dan tidak mempengaruhinya untuk berganti pakaian super ketat dengan hiasan renda di sana-sini seperti perhiasan kejahiliyahan layaknya barang murahan.
Tujuh orang professor wanita menyatakan keislaman mereka . Allah pun meninggikan derajat mereka dengan agama ini. Agama yang selama ini menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi sosok seperti Ummu Abdul Aziz. Figur dari seorang muslimah yang berusaha untuk mengajak umat ini kepada jalan Allah. Ia fungsikan dirinya sebagai media turunnya hidayah bagi siapa yang Allah kehendaki. Dengan cara seperti ini ia mampu merubah pandangan minor mereka terhadap agama yang Allah ridhai ini.
La ilaha ilallah….semoga Allah senantiasa memberikan taufikNya kepada dirimu, Ummu Abdul Aziz. Allah jaga dirimu sehingga benar-benar bermanfaat bagi agama dan ummat ini. ..Amiin.
( Muhammad Saleh Al Qathan) (Lr)