Gaza Bakal "Gelap" Lagi, Adakah yang Peduli?

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza akan berhenti beroperasi pekan ini karena ketiadaan bahan bakar. Direktur Pembangkit Listrik di Gaza, Rafeeq Maliha menyerukan otoritas Palestina untuk segera menyediakan suplai bahan bakar kondisi warga Gaza yang sudah terpuruk tidak makin memburuk karena tidak adanya sumber listrik.

Menurut Maliha, keputusan Uni Eropa menghentikan pembelian bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza menyebabkan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza itu terancam berhenti beroperasi. Wakil Presiden Otoritas Energi Palestina, Imad Canaan mengakui, sejak Uni Eropa menghentikan bantuannya, pihaknya tidak mampu menyediakan sumber energi yang mampu melayani seluruh warga Gaza yang jumlahnya sekitar 1,5 juta jiwa.

"Blokade Israel dan penghentian bantuan oleh Uni Eropa menyebabkan tenaga listrik yang dihasilkan berkurang 50 persen," kata Canaan.

Sementara itu, Wakil Deputi Otoritas Energi Palestina, Kenan Obeid menyerukan negara-negara Arab untuk memberikan bantuan pada warga Gaza yang makin kesulitan mendapatkan sumber energi listrik. Padahal di Gaza terdapat fasilitas-fasilitas umum, terutama rumah-rumah sakit yang membutuhkan pasokan listrik yang cukup untuk menolong para pasien.

Pembangkit listrik di Gaza sering menjadi target serangan tentara Israel, terutama dalam agresi brutal Israel tahun 2008. Akibat rusaknya pembangkit tenaga listrik dan terbatasnya pasokan listrik, sebagian warga Gaza hidup tanpa listrik. Kondisi mereka makin parah oleh blokade Israel yang melarang masuk semua bahan kebutuhan dasar, termasuk bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik di Gaza. (ln/imemc/pic)