Zahhar: Hanya Perjuangan Bersenjata yang Akan Membebaskan Palestina

Pemimpin Hamas Mahmud Zahhar mengatakan hari Kamis kemarin (9/12) bahwa semua faksi Palestina, termasuk Fatah, harus membentuk sebuah front bersatu dalam perjuangan bersenjata untuk membebaskan semua wilayah bersejarah Palestina.

Zahhar secara pribadi membakar bendera Israel selama konferensi pers singkat di Gaza yang diselenggarakan untuk memperingati 23 tahun berdirinya Hamas.

Dia berkata: "Pendudukan Israel akan berakhir. Dan tidak punya masa depan di antara kita. Prinsip-prinsip bangsa Palestina adalah kita tidak untuk melakukan negosiasi oleh siapapun. Kemanusiaan adalah nilai suci bagi kami serta tanah kami, yang tidak tunduk pada pemilu, atau… referendum, atau kompromi, membeli atau menjual. "

"Kami juga menyerukan bangsa Arab untuk melepaskan rakyatnya untuk mencapai Palestina," katanya. Dia juga mendesak Otorita Palestina di Tepi Barat untuk mengizinkan kelompok "perlawanan" untuk melanjutkan serangan terhadap Israel.

Mengatasi dunia Barat, ia berkata, "Kami bukan musuh Anda, musuh Anda adalah orang yang mengirim tentara ke dalam perang gagal di Libanon, Iran, Somalia, Irak, Afghanistan dan Sudan."

Komentar Zahhar ini kontras dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya oleh perdana menteri yang berafiliasi dengan Hamas di Gaza, Ismail Haniyah, yang mengatakan gerakan hamas akan menghormati hasil referendum pada penciptaan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza saja.

Haniyeh mengatakan kepada wartawan: "Kami tidak punya masalah dengan mendirikan negara Palestina dengan kedaulatan atas tanah yang diduduki pada tahun 1967, dengan hanya sebuah solusi untuk para pengungsi, termasuk pembebasan semua tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, dan dengan pemilu sebagai satu-satunya cara untuk mengalihkan kekuasaan dari satu pihak kepada pihak lain. "

"Hamas dan pemerintah Palestina akan menghormati hasil referendum apapun," kata Haniyah beberapa waktu lalu.(fq/mna)