Para pejabat Israel dan Amerika pada hari Kamis kemarin (26/5) mengatakan bahwa mereka akan menekan Mesir untuk memastikan bahwa pembukaan perbatasan dengan Gaza tidak memungkinkan kelompok pejuang Hamas bisa mentransfer senjata dan militan ke wilayah Palestina.
Upaya diplomatik sedang berlangsung setelah Mesir mengumumkan secara permanen pembukaan perbatasan Rafah dengan Gaza. Terminal Rafah, gerbang utama Gaza ke dunia luar, telah berfungsi hanya pada kapasitas yang terbatas, dengan lebih sering adanya penutupan selama empat tahun terakhir.
Israel dan Mesir telah mempertahankan blokade terhadap Gaza sejak Hamas merebut kekuasaan di wilayah itu empat tahun lalu. Namun karena Presiden Mesir Hosni Mubarak digulingkan pada bulan Februari, pemerintah sementara negara itu telah menjauhkan diri dari Israel dan bergerak lebih dekat ke Palestina.
Pejabat pertahanan Israel mengatakan bahwa akan ada kekacauan yang telah mengikuti pemecatan Mubarak, Mesir seharusnya bisa menghentikan upaya penyelundupan senjata melalui terowongan di sepanjang perbatasan Gaza. Mereka khawatir bahwa penyeberangan yang diperluas di Rafah akan membuat lebih mudah untuk mendapatkan senjata dan pejuang ke wilayah yang dikuasai Hamas.
Israel telah lama mendesak pemantauan ekstra ketat terhadap orang dan barang yang masuk Gaza karena alasan keamanan.
Seorang pejabat Israel mengatakan pemerintah sedang membahas hal itu Kamis kemarin dengan pihak berwenang Mesir. Ia menolak untuk menguraikan hasil diskusinya dengan pihak berwenang Mesir.
Gedung Putih mengatakan hari Kamis bahwa Amerika Serikat juga memiliki pertanyaan tentang bagaimana Mesir akan memastikan bahwa senjata tidak masuk ke Gaza setelah perlintasan di buka.
Perbatasan Rafah akan dibuka secara permanen mulai hari Sabtu besok.Persimpangan telah beroperasi secara sporadis dalam beberapa bulan terakhir.(fq/ap)