Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyah hari minggu kemarin (19/6) mengumumkan bahwa pertemuan Selasa depan antara petinggi dari Hamas dan Fatah telah ditunda. Dia menganggap hal itu sebagai adanya tanda "perdebatan serius" dalam pembicaraan rekonsiliasi.
"Ada kemungkinan keterlambatan pertemuan Selasa depan antara Presiden Mahmud Abbas dan Khalid Misyaal," kata Haniyah dalam sebuah upacara menghormati anggota komite tinggi Hari Nakba, menambahkan hal ini merupakan sinyal perpecahan dalam membentuk pemerintahan baru.
"Masalah ini memerlukan penelitian lebih lanjut dan diskusi yang panjang," katanya, mengungkapkan harapan bahwa kesepakatan baru ini menandatangani persatuan Palestina yang seharusnya akan diimplementasikan secara praktis.
Haniyah mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Safa: "Saya menerima telepon dari Khalid Misyaal, dan dia mengatakan bahwa akan ada pertemuan lanjutan, tetapi pertemuan Selasa depan telah ditunda untuk lain waktu karena alasan teknis."
Selama upacara kehormatan untuk komite tinggi Hari Nakba, Haniyah memuji kedua pihak Palestina untuk komitmen mereka dalam hak-hak nasional serta peristiwa Hari Nakba, menyebutnya sebagai "awal dari mengubur Nakba", mengacu pada pendudukan Israel di Palestina tahun 1948.
Sekitar dua puluh warga Palestina dan Arab ditembak mati oleh tentara Israel saat berusaha melintasi perbatasan saat upacara Hari Nakba ke-63 yang diadakan tahun ini oleh warga Palestina.
"Kami menjamin kepada Anda bahwa kami tidak akan mengenali pendudukan Israel , dan kami merasakan bahwa kami dekat dengan kemenangan dan akan berusaha membawa kembali semua orang dalam hal strategis ini dalam peran negara-negara Arab dan Muslim," kata Haniyah.(fq/pic)