Islam Pop Eropa: Muda, Trendi, dan Sangat Religius

Islam Pop. Begitulah istilah yang dipakai untuk merepresentasikan Islam di Eropa. Terutama generasi mudanya. Gambaran mereka berbeda jauh dengan imej para imigran. Muslim-Muslim muda sukses, teritengrasi, dan sangat relijius—santun dan bersih.

Mereka berbicara bahasa dimana mereka tinggal lebih baik daripada orang tuanya. Mereka disebut-sebut sebagai simbiosis dari Islam dan modernitas masa kini yang dilihat jelas dari gaya hidup mereka.

Peran Amr Khaled

Islam Pop sendiri ditujukan sebagai gaya hidup anak-anak muda Muslim Eropa tersebut. Akar gerakan ini berasal dari dunia arab. Mereka merupakan implementasi gaya hidup kaum Salafi yang disesuaikan dengan kekinian zaman. Mereka mengenal Amr Khaled, seorang artis asal Mesir, namun mereka tidak mengaguminya secara berlebihan.

Amr Khaled sendiri bisa dikatakan sebagai model teladan anak muda Muslim Eropa. Ia mengatakan bahwa anak-anak muda Muslim Eropa harus berbaur dengan lingkungan sosialnya, namun jangan sekalipun meninggalkan ajaran Islam. “Inilah jihad sipil kita.” Ujarnya gagah. “Tujuan kita adalah merepresentasikan imej Islam di Eropa.”

Moderat oleh standar Muslim, tegas karena standar Barat

Gaya hidup Islami yang dijalankan oleh generasi Pop Islam Eropa ini sangat jelas terlihat modern, namun mereka sama sekali tidak liberal. Sebaliknya, mereka sangat konservatif, dan memegang nilai-nilai Islam yang luhur: mereka tidak menghadiri konser-konser band metal atau hip-hop, tidak berpacaran, menjauhi ikhtilat (campur baur dengan lawan jenis), tidak pergi ke prom-nite, dan yang perempuannya mengenakan jilbab.

Walaupun berakar dari gerakan Salafi, namun generasi Muslim Pop sendiri berusaha untuk tidak menerapkan beberapa aturan dan ketentuan Salafi yang kaku. Namun mereka masih sangat sedikit, dan mereka disebut sebagai “Muslim avant-garde” atau “Muslim garda depan.”

Perwakilan Dunia Islam Eropa Baru

Jika saja bukan karena perilaku santun dan ibadah mereka, sangat sulit membedakan mereka dengan remaja Eropa lainnya yang mayoritas Kristen dan remaja Yahudi.

Jika mereka muncul di televisi, koran, majalah, atau media-media lainnya, mereka selalu dengan tegas mengatakan dengan tersenyum, “Saya seorang Muslim dan trendi.” Remaja Muslim ini jelas ingin mengenyahkan tudingan teroris yang diidentikan dengan Islam selama ini.

Mereka sangat aktif secara sosial. Mereka terlibat dengan remaja lainnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, dan kerap membantu orang yang kecanduan narkoba dan juga mempunyai agenda khusus dalam membantu mereka yang tak punya rumah.

Minim Kritik

Penampilan mereka sangat keren, untuk ukuran remaja, tapi mereka tidak terlihat hedonis ataupun liberal. Mereka tidak ikut dalam kursus renang di tempat umum, dan mereka jarang sekali ikut dalam tur sekolah yang hanya hanya hura-hura saja sifatnya.

Tampak jelas sebuah generasi budaya yang muda sedang tumbuh di Eropa, dan tak ada kontradiksi antara menjadi anak muda yang taat pada agamanya dengan menjadi seorang warga negara yang baik.

Anak-anak muda ini jelas telah membuat lingkungan Barat mereka jatuh hati. Bagaimana tidak, sementara anak-anak mereka melakukan seks bebas, mengonsumsi narkoba, tersendat dalam prestasi akademik, anak-anak muda Muslim ini timbul ke permukaan. Tidak heran jika banyak pengamat Barat mengatakan bahwa 40 tahun ke depan, Eropa akan menjadi benua Muslim terbesar di dunia. Duta besarnya sekarang adalah mereka generasi Pop Islam. (sa/altmslm)