Menyikapi kebijakan Pemerintah terkait pembatasan BBM jenis premium, Forum Umat Islam (FUI) pada Selasa (7/6) siang menggelar Halaqoh Tokoh dan Jurnalis dengan tema: “Premium Dibatasi, Bukti Kejamnya Pemerintah”, dengan menghadirkan pembicara Kurtubi (Pengamat Perminyakan), Hendri Saparini (Direktur Econit), Hasyim (Komite Migas) dan Muhammad AlKhaththath (Sekjen FUI).
Menurut Qurtubi kebijakan Pemerintah dalam pembatasan BBM adalah salah, salah total. Argumentasinya kebijakan ini akan menggiring rakyat untuk terpaksa pindah dari premium yang akan dibatasi itu kepada BBMnon premium atau non subsidi dengan spesifikasi oktan 92 ke atas. Kalau premium dibatasi prakteknya nanti di SPBU akan kekurangan, karena nanti pertamina akan membatasi penyaluran BBM. Dampaknya rakyat yang susah. “Di beberapa Negara seperti China, India, Brazil dan Rusia memberikan subsidi BBM untuk menjaga perekonomian masyarakatnya,” begitu ujar Kurtubi.
Lain lagi dengan pendapat pengamat politik-ekonomi Econit, Hendri Saparini yang menyatakan kalau harga BBM naik , maka yang kena dampaknya 80% adalah rumah tangga dan industri. Karena itu kalau ingin menutupi tekor APBN, Pemerintah mestinya mengambil dari pos lain, tidak hanya subsidi BBM. (mzs)