Surat Terbuka Ismail Haniyah Pada Barat

Pimpinan Hamas Ismail Haniyah menyatakan bahwa agresi keji Israel ke Jalur Gaza adalah konspirasi antara rezim Zionis dengan sekutu-sekutunya yaitu AS dan Uni Eropa yang tidak senang atas kemenangan Hamas dalam pemilu di Palestina tahun 2006 lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Haniyah dalam surat terbuka yang ditujukan pada masyarakat Barat dan dimuat oleh surat kabar The Independent, Kamis (15/1)

"Meski mereka berusaha keras menyembunyikan konspirasi itu, yang menjadi pendorong perang kriminal Israel ke Jalur Gaza adalah pemilu di Palestina tahun 2006 yang dimenangkan oleh Hamas dengan suara mayoritas," kata Haniyah, perdana menteri Palestina yang dilengserkan secara sepihak oleh Presiden Mahmud Abbas dari faksi Fatah.

"Apa yang terjadi kemudian, Israel bersama AS dan Uni Eropa menggalang kekuatan untuk menggagalkan pilihan demokratis rakyat Palestina. Hal pertama yang mereka lakukan adalah dengan menghalang-halangi formasi pemerintahan nasional bersatu, lalu mereka menciptakan neraka bagi kehidupan rakyat Palestina dengan cara melakukan tekanan ekonomi. Upaya yang mereka itu semua menemui kegagalan yang menyedihkan, dan akhirnya memilih untuk menggelar perang kejam ini," tukas Haniyah.

Haniyah menolak klaim Israel bahwa agresi militernya ke Gaza untuk menghentikan roket-roket Hamas. Menurutnya, rakyat Palestina sudah sangat tahu bahwa Uni Eropa tidak melihat blokade yang dilakukan Israel sebagai bentuk agresi.

"Bukti-bukti sudah banyak, tapi mereka tanpa malu tetap mengatakan bahwa Hamas yang menyebabkan bencana yang menimpa rakyat Palestina karena tidak mau memperpanjang gencatan senjata," tandas Haniyah.

Ia melanjutkan,"Kami ingin bertanya, apakah Israel menghormati gencatan senjata yang dimediasi Mesir bulan Juni lalu? Tidak sama sekali. Karena kesepakatan itu menyebutkan bahwa Israel harus mengakhiri blokade dan menghentikan serangan ke Tepi Barat dan Jalur Gaza."

"Meski kami mematuhi gencatan senjata, Israel tetap melakukan pembunuhan terhadap warga Palestina di Gaza dan di Tepi Barat di tengah berlakunya apa yang kita ketahui sebagai kesepakatan damai Annapolis," tandas Haniyah.

Dalam surat terbukanya, Haniyah mengkritik dunia internasional yang bersikap diam melihat pembantaian yang dilakukan Israel terhadap lebih dari 1.030 rakyat Palestina di Gaza yang berlangsung selama 20 hari. Dunia juga tidak bersuara ketika Israel menggunakan senjata-senjata berbahaya.

"Harus berapa banyak lagi perjanjian dan konvensi yang harus dilanggar Zionis Israel agar mereka bisa dimintai pertanggungjawabannya.Tidak ada negara di dunia sekarang ini, dimana masyarakatnya tidak marah melihat penindasan brutal yang dilakukan Israel," tegas Haniyah.

Surat terbuka yang disampaikan Haniyah pada masyarakat dunia sudah sangat jelas membeberkan kejahatan Israel sebagai pihak yang selalu melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan-kesepakatan damai dengan Palestina. Bahwa Israel lah yang tidak pernah punya niat baik untuk hidup berdampingan dengan Palestina. Bahwa Israel, AS dan Uni Eropa telah menggalang konpirasi yang tidak menginginkan adanya sebuah kekuatan Muslim memuliakan bangsa Palestina. (ln/iol)