Organisasi Yahudi di Belanda mengecam wartawan asal Holland, Désirée Röver, 61, atas pernyataannya yang dimuat harian terbesar di Holland, De Telegraf pekan lalu. Center for Information and Documentation on Israel (CIDI) menuding Röver anti-semit atas pernyataan itu.
Dalam wawancara dengan De Telegraf, Röver mengatakan bahwa wabah flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 adalah bagian dari konspirasi internasional dengan tujuan untuk mengurangi jumlah penduduk dunia. Konspirasi itu, kata Röver, bisa ditelusuri lewat keberadaan kelompok-kelompok keturunan bangsa Khazar. Bangsa Khazar adalah komunitas yang berasal dari wilayah Kaukasus, yang diyakini memeluk agama yudaisme sejak 1.200 tahun yang lalu.
Menurut Röver, masih dalam wawancara itu, para keturunan orang-orang Khazar ini sekarang sudah menyimpang dan memiliki sembahan-sembahan baru sebagai tuhan mereka seperti lucifer, setan dan komunitas ini sekarang bisa dikenali dengan sebutan "Rockefeller, Rothschild, Brezinski dan Kissinger", nama-nama yang identik dengan tokoh-tokoh Yahudi.
Pimpinan CIDI, Ronny Naftaniel mengecam pernyataan Röver dan mengaku baru kali ini ia mendengar klaim bahwa ada keterlibatan konspirasi Yahudi dalam penyebaran virus flu burung. "Kelihatannya ada yang salah dalam pikirannya," kritik Naftaniel pada Röver.
Namun Naftaniel mengakui bahwa cerita-cerita tentang keterlibatan Yahudi dalam penyebaran aneka penyakit, bukan cerita baru. "Cerita bahwa Yahudi meracuni sumur-sumur sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan cerita Röver akan membuat sentimen ant-Yahudi makin meningkat," ujar Naftaniel.
Ia menyatakan, CIDI sedang mengkaji kemungkinan untuk mengajukan gugatan hukum terhadap Röver. Undang-Undang Belanda menyebutkan, hanya orang-orang yang terbukti memiliki niat jahat yang bisa dikenakan tuduhan menyebarkan kebencian atau anti-Semit. (ln/hz)