Utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell menolak bertemu dengan Hamas meski Hamas sudah menunjukkan itikad baik terhadap pemerintahan Obama.
Micthell dalam kunjungannya ke Palestina, hanya bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, padahal Hamaslah pihak yang menjadi target Israel dalam serangan brutalnya ke Jalur Gaza kemarin.
Sikap Mitchell tentu saja mengecewakan, apalagi sebenarnya Hamas yang seharusnya memegang tampuk pemerintahan yang sah di Palestina, karena Hamas memenangkan pemilu dan dipilih oleh mayoritas rakyat Palestina. Bahkan saat pengambilan sumpah Obama kemarin, Perdana Menteri Palestina dari Hamas Ismail Haniyah menyampaikan ucapan selamat dan mengungkapkan niat baik Hamas untuk bekerjasama dengan pemerintahan baru AS.
"Hari ini kami bersama Anda berjalan menuju perubahan, perubahan yang akan membawa keadilan bagi semua," demikian isi surat Haniyah merujuk pada janji perubahan yang menjadi slogan kampanye Obama. Hamas juga mengingatkan Obama agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, yang dilakukan para pendahulunya.
Sikap Mitchell yang mengabaikan Hamas dalam upaya perdamaian Israel-Palestina, membuktikan bahwa perubahan yang dijanjikan Obama cuma slogan kosong, karena sikap Obama sama dengan sikap Bush dalam masalah Israel. Micthell juga mengabaikan saran Jimmy Carter agar Hamas jangan diabaikan dalam upaya perdamaian karena biar bagaimanapun Hamas punya tempat di hati sebagian besar rakyat Palestina.
Bisa diduga akan seperti apa hasil perdamaian yang digagas Mitchell, karena Mitchell hanya melibatkan Israel, pemerintahan Palestina dan negara-negara Arab yang selama ini menjadi sekutu dekat AS dan Israel. Perjuangan rakyat Palestina dan Hamas pun nampaknya akan makin panjang. (ln/prtv)