Wakil Komisaris Umum UNRWA, Filippo Grandi menyatakan bahwa UNRWA telah menyiapkan rencana untuk usaha pemulihan kondisi Gaza dalam waktu sembilan bulan, dan diperkirakan akan memakan biaya sebesar 350 juta dollar. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers seusai acara seremonial pembukaan Konferensi Dewan Pengawas Palestina ke 18 di Kairo (25/1). Ia menyatakan bahwa UNRWA telah mendapatkan sepertiga dana yang diperlukan. Saat ini UNRWA memerlukan banyak dana untuk pemulihan kondisi kota-kota lainnya selain Gaza.
Grandi menyatakan bahwa saat ini ada tiga hal yang perlu diprioritaskan. Pertama, mewujudkan kesatuan Palestina, kedua, mewujudkan pemerintahan yang Palestina yang sah, dan terakhir memberikan bantuan finansial ke Gaza. Dalam hal ini UNRWA mempunyai beberapa langkah yang akan dilakukan. Langkah-langkah tersebut adalah: memberikan keamanan, dan membukan pintu-pintu masuk yang ada fi Gaza, dan memberikan bantuan finansial. Hanya saja saat ini UNRWA belum bisa memberi bantuan berupa uang karena jatuhnya nilai nominal mata uang di Gaza akibat perang.
Menteri Luar Neger Mesir, Ahmad Abul Ghaith juga menegaskan bahwa konferensi berikutnya yang akan dilaksanakan bulan Februari nanti tidak hanya membahas usaha pemulihan Gaza, namun sekaligus untuk menyepakati mekanisme operasional dalam membangun Gaza kembali.
Di hari yang sama, Tim Saudi Arabia juga menandatangani kesepakatan kerjasama dengan perwakilan UNRWA di Riyadh. Dr. Sa’id Al-Arabi Al-Haritsi, penasehat menteriluar negeri sekaligus ketua Tim Kemanusiaan Saudi Arabia, menyatakan bahwa bentuk kerjasama yang diberikan adalah dengan menyumbangkan dana untuk UNRWA sebesar 24.375.000 riyal saudi arabia atau senilai dengan 65 juta dollar AS.
Al-Haritsi menyatakan bahwa bantuan ini terbagi dua. Pertama, bantuan finansial yang nilainya lebih dari 200 juta riyal atau 59 juga dollar dan yang kedua, bantuan bahan pokok sebanyak 70 truk yang membawa 770 Ton bantuan. Ia juga menyatakan bahwa selama perang, pihak kerajaan Saudi Arabia telah memberikan bantuan makanan untuk 270 ribu keluarga setiap hari bersama dengan WFP (World Food Programme) milik PBB. (SN/MKH)