Mungkin sudah selayaknya pemerintah Indonesia untuk mengkaji kembali ‘ekspor’ TKW ke negara-negara Arab, karena faktanya para TKW Indonesia di negara-negara Arab lebih memprihatinkan nasibnya dibandingkan dengan teman-teman mereka yang menjadi TKW di negara-negara bukan Arab dan non Muslim seperti, China, Taiwan, Hongkong, dan Korea.
Kisah tragis dan mengerikan kembali menimpa Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Timur Tengah. Kali ini, kasus yang menimpa srikandi devisa negara Indonesia itu terjadi di negeri "Ayat-Ayat Cinta", Mesir.
Kejadiannya sangat tragis: TKW tersebut diculik, disekap, dan diperkosa secara bergiliran oleh 6 orang pemuda Mesir. Lebih tragisnya lagi, aksi tersebut dilakukan di gudang pembuangan sampah.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo yang kemudian mengetahui kasus ini, segera bertindak dan mendesak pihak kepolisan Mesir untuk mengungkap dan menangkap keenam pelaku tindakan bejat tersebut. Kini, keenam pelaku telah ditahan kepolisian dan menjalani proses hukum.
Surat kabar Mesir al-Yahum as-Sabi (21/4) mengabarkan, kasus tersebut bermula ketika seorang TKW Indonesia tengah berjalan di kawasan Abidin, bilangan yang dahulu menjadi pusat pemerintahan dan istana masa dinasti Muhammad Ali Pasha, karena disuruh majikannya untuk membeli sesuatu.
Tanpa disangka-sangka, tiga orang pemuda Mesir menodongkan senjata tajam ke arah TKW itu. Ketiganya lalu menyeretnya dan memperkosanya beramai-ramai di sebuah gudang sampah.
Ulah bejat pemuda Mesir itu tak berhenti hanya sampai sana saja. Mereka lalu membawa dan menculik TKW tersebut ke sebuah flat rumah, masih di kawasan yang sama, menyekapnya dan kembali memperkosanya. Lebih naas lagi, di flat tersebut ternyata ada tiga orang pemuda Mesir lainnya yang juga ikut memperkosa korban.
Setelah puas menuntaskan hasrat binatang mereka, keenam pemuda Mesir itu lalu "membuang" korban begitu saja dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Beruntung, ada orang Mesir baik hati yang tak tega melihat korban dan membawanya ke KBRI.
Korban kini tengah menjalani perawatan serius di salah satu rumah sakit Mesir atas biaya KBRI. Pihak KBRI sendiri tengah mengupayakan untuk mendesak pemerintahan Mesir agar menjatuhkan "hukuman mati" kepada keenam pelaku.
Kasus pelecehan dan kejahatan seksual di Mesir yang menimpa perempuan asing terbilang sangat tinggi. Sekitar setahun yang lalu, salah satu surat kabar terkemuka Amerika bahkan mengatakan Mesir adalah negara yang paling tak aman dan nyaman untuk perempuan asing.
Kondisi ini tentu saja sangat ironis, mengingat Mesir adalah negeri yang digambarkan "indah" oleh Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, juga karena di Mesir banyak ulama besar dan juga terdapat Universitas Al-Azhar. (ys)