Presiden Somalia, Syarif Syeikh Ahmad, menyatakan bahwa negaranya berada dalam kondisi gawat darurat. Hal ini ia sampaikan kemarin malam di Mogadishu (22/06) dalam sebuah konferensi pers. “Hari ini, negara berada dalam situasi gawat daurat,” ujarnya.
Deklarasi ini sudah disetujui oleh parlemen. Ini karena kekisruhan yang terus-menerus terjadi tanpa henti. Saat ini, Al Syabab, kelompok militant menyatakan akan terus memerangi kekuatan asing yang memang bermain di Somalia.
Sebagian pihak dalam pemerintah Somalia tampaknya sama sekali tidak setuju jika Somalia menerapkan hokum Islam. Itu sebabnya mereka meminta bantuan negara-negara sekitar mereka seperti Dhibouti, Kenya dan Ethiopia untuk mengirimkan bantuan militer dalam rangka menumpas kekuatan Al Syabab.
Sebaliknya, Al Syabab, lewat Syeikh Ali Mohammad Rage mengatakan bahwa pihaknya juga tidak takut pada kekuatan asing. “Kami adalah para mujahidin, akan terus berjuang. Inilah bukti dari kegagalan pemerintahan yang ditunggangi oleh kekuatan asing.” Tandasnya.
Tidak disangkal lagi kalau AS dan Barat berdiri di belakang semua kekacauan yang sekarang terjadi di Somalia. Mereka menyatakan kalau Al Qaidah, kelompok yang mereka sebut teroris namun keberadaannya tidak pernah diketahui sampai saat ini, banyak beredar di Somalia.
Saat ini, tampaknya, dalam bentuknya yang lain, kekuatan asing ingin menjadikan Somalia seperti Iraq jilid kedua (sa/gn)