Istanbul, Setelah hampir 11 tahun diberangus dari aktivitas politik, tokoh politik senior Turki dari kubu Islamis Necmettin Erbakan (Najmuddin Arbaqan) kini kembali memasuki arena gelanggang politik negeri pewaris imperium Utsmani itu.
"Kekuatan tinggi negeri ini senantiasa membngkam dan melarang kita untuk bergerak dan berkecipung di ranah politik. Namun, kita senantiasa pantang mundur untuk selalu memberikan pelayanan yang tulus kepada negeri dan rakyat Turki," demikian ungkap Erbakan dalam jumpa pers-nya yang digelar di Ankara, Sabtu (11/4) kemarin.
Harian Turki berhaluan Islami, Zaman (12/4) melansir, dalam orasinya Erbakan mengemukakan keoptimisannya dan juga partainya, Partai Kebahagiaan (Saadah Parti [SP]) yang akan meraih kemenangan dalam pertarungan parta-partai politik di Turki.
"Partai kita adalah partai yang berhaluan Islam, memiliki agenda-agenda keislaman. Dan kita akan segera sampai di panggung kekuasaan dalam waktu dekat, untuk menyelamatkan Turki dan kemanusiaan secara umum dari kondisi yang mengenaskan sekarang ini," ungkap Erbakan.
Dalam konferensi pers yang digelar di kantor pusat Partai Kebahagiaan di Ankara itu tidak dihadiri oleh ketua Partai Kebahagiaan itu sendiri, Numan Kurtulmus. Hal inilah yang menjadikan banyak pihak bertanya-tanya. Beberapa media Turki melansir adanya "perebutan pengaruh" di dalam tubuh partai antara Erbakan dan Kurtulmus.
Kurtulmus sendiri dikabarkan tidak diundang dalam jumpa pers tersebut. Meskipun ketua SP secara formal dijabat oleh Kurtulmus, namun sejatinya pucuk kepeminpinan partai berhaluan Islam tersebut berada pada sosok Erbakan.
Erbakan harus menjalani masa isolasi politik selama 11 tahun akibat kudeta putih yang dijalankan oleh sayap militer saat ia menjabat sebagai Perdana Menteri Turki di tahun 1997 silam. Masa isolasi tersebut berakhir sekarang ini.
Sebelumnya, beberapa bulan silam, Presiden Turki Abdullah Gul yang juga murid Erbakan mengeluarkan nota resmi kenegaraan yang menyatakan Erbakan telah dimaafkan oleh negara.
Partai Kebahagiaan mendulang 5,3 % suara dalam pemilihan daerah yang digelar pada Maret kemarin, 3,9 % pada tahun 2004, dan 2,3 persen pada pemilihan umum Turki di tahun 2007. (zmn/L2 Cairo)