Ribuan Warga Turki Sholat Ghaib dan Demo Mengecam Pemerintah China

Ribuan masyarakat Turki di masjid Fatih kota Istanbul tumpah ruah dalam amarah terhadap pemerintah rejim komunis China setelah 156 orang etnis Muslim Uighur tewas di wilayah provinsi Xinjiang.

Masyarakat melaksanakan sholat ghaib bagi muslim Uighur yang menjadi korban atas kerusuhan sebagai protes terhadap serangan etnis Han yang menyerang pekerja pabrik dari etnis Uighur, yang menewaskan dua orang serta melukai 118 orang lainnya.

Seorang ulama – Dr. Nedim Urhan memimpin sholat ghaib bagi muslim Uighur yang tewas dalam kerusuhan, ribuan warga Turki mengikuti prosesi sholat ghain tersebut di masjid Fatih di salah satu distrik kota Istanbul.

Setelah pelaksanaan sholat ghaib, terjadi demonstrasi besar-besaran mengutuk pembantaian yang terjadi di Xinjiang atau Turkistan timur sambil membakar bendera negara China.

Banyak wanita yang menghadiri sholat ghaib yang dilaksanakan setelah pelaksanaan Jumat tersebut, kebanyakan dari wanita itu adalah etnis Uighur yang telah tinggal di Turki. Mereka menangisi kematian saudara-saudara mereka di sana akibat kerusuhan.

Dengan keras para demonstran meneriakkan,"Umat Manusia, anda tidak bisa menutup mata anda," "Hidup Muslim Turkistan Timur" dan "Muslim di Turkistan Telah di Bantai".

Setelah doa bersama, LSM-LSM Turki membuat pernyataan bersama dan menuntut pemerintah dan masyarakat Islam untuk memboikot terhadap produk ekonomi asal China dari seluruh negeri-negeri Muslim.

Presiden dari Asosiasi solidaritas dan kebudayaan masyarakat Turkistan Timur – Hidayat Oguzhan mengucapkan banyak terima kasih terhadap dukungan serta sensitivitas masyarakat Turki.

Banyak LSM-LSM dan beberapa pihak yang mewakili organisasi kepemudaan ikut dalam demonstrasi yang dilaksanakan setelah sholat Jumat tersebut dan akhir dari demonstrasi ditutup dengan pembacaan doa.

Kepolisian China telah menahan 1434 etnis Muslim Uighur dua hari setelah tewasnya 156 dan melukai lebih dari 1000 orang sejak Muslim Uighur memulai demonstrasi di pusat kota Urumqi.

Pernyataan resmi dari pemerintah komunis China menyatakan bahwa 156 orang tewas akibat bentrok dengan aparat kepolisian pada kerusuhan tersebut, namun Kongres Dunia Uighur mengatakan etnis Uighur yang tewas lebih banyak dari itu, sekitar 600 sampai 800 orang, perkiraan tersebut berdasarkan saksi mata yang melihat langsung kejadian.(fq/wb)