Sutradara terkenal Hollywood Oliver Stone mengakui kuatnya kontrol kaum Yahudi terhadap media massa dan pemerintahan AS. Dalam wawancara dengan Sunday Times, Stone mengungkapkan, orang-orang Yahudi di berbagai belahan dunia, mampu mengendalikan media massa sehingga menutup kemungkinan diskusi terbuka tentang tragedi Holocaust.
Menurut Stone, kuatnya kepercayaan publik AS terhadap tragedi Holocaust tidak lepas dari dominasi orang-orang Yahudi terhadap media massa di negeri ini. Ia juga mengatakan, kelompok-kelompok lobi Yahudi di AS mampu menentukan arah kebijakan luar negeri pemerintahan AS.
"Mereka adalah pekerja keras dan selalu berada terdepan dalam setiap komentar-komentar yang dilontarkan. Mereka adalah kelompok lobi yang paling berpengaruh di Washington," kata Stone dalam wawancara dengan Sunday Times.
"Mereka mendapatkan banyak dukungan, dari para industrialis Jerman, Amerika dan Inggris," sambung sutradara film Platoon dan JFK ini.
Stone, lebih lanjut mengatakan bahwa kelompok-kelompok lobi Yahudi yang sangat kuat di AS selama bertahun-tahun telah mempengaruhi pemerintahan AS untuk membuat kebijakan-kebijakan luar negeri yang menyimpang. Salah satunya kebijakan pemerintahan AS terhadap Iran.
"Kebijakan AS terhadao Iran adalah kebijakan yang mengerikan," ujarnya.
Ia menambahkan, sama halnya dengan opini yang sengaja dibentuk orang-orang Yahudi tentang Hitler atau Josef Stalin melalui media massa AS.. "Hitler lebih banyak menimbulkan kesengsaraan pada orang-orang Rusia dibandingkan pada orang-orang Yahudi," kata Stone.
Awal tahun 2010, dalam acara yang digelar Television Critics Association untuk para wartawan di Pasadena, Stone mengatakan bahwa Hitler sudah dijadikan kambing hitam yang paling gampang sepanjang sejarah dan sejarah itu sudah dimanfaatkan dengan cara yang murahan.
"Rakyat Amerika tidak tahu hubungan antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Hitler adalah produk dari rangkaian aksi …" tukas Stone. Oleh sebab itu, sambung Stone, ia membuat film-film dokumenter tentang Hitler dan Stalin dan mencoba mengangkat dari sisi pandang kedua tokoh bersejarah itu.
:Kami ingin mendidik cara berpikir dan membebaskan serta memberikan mempeluas wawasan mereka (rakyat Amerika). Kami ingin bergerak di luar apa yang selama ini sudah menjadi opini umum masyarakat … mengungkap lebih dalam tentang partai Nazi, sebarapa jauh perusahaan-perusahaan besar di AS yang terlibat, mulai dari GM (General Motor) dan IBM. Hitler, hanyalah sosok orang yang dengan mudah dibunuh," tukas Stone. (ln/hrz)