Tampaknya pemerintah China benar-benar serius terhadap komunitas Muslim di negaranya itu. Setelah peristiwa beberapa bulan silam yang menewaskan sejumlah besar Muslim di kawasan Uighur, sekarang di bulan Ramadhan, pemerintah China di provinsi Xinjiang mengeluarkan ancaman, jika ada pekerja di Uighur yang kedapatan tak makan siang selama Ramadhan, maka akan dipecat. Demikian diberitakan oleh Epoch Times.
Ini merupakan usaha keras dari pemerintah Xinjiang, agar Muslim Uighur tidak menjalankan kewajibannya di bulan Ramadhan. “Makan siang gratis, teh dan kopi—pemerintah menyebutnya ‘Kepedulian dari Pemerintah’ ditawarkan di departemen dan perusahaan pemerintahan. Tapi itu tampaknya strategi pemerintah untuk menemukan siapa saja yang berpuasa.” Ujar Dilxat Raxit, juru bicara World Uighur Congress.
Menurut Dilxat, Partai Komunis Uighur telah memaksakan menandatangi “surat pertanggungjawaban” yang bersumpah untuk menghindari puasa dan aktivitas ibadah lainnya. Mereka juga tidak segan akan menghukum siapapun yang kedapatan berpuasa di wilayah ini.
Para pemilik restoran Muslim dipaksa pula menandatangi dokumen yang menyatakan mereka akan terus buka sepanjang hari dan menjual alkohol sepanjang Ramadhan, atau izinnya akan dicabut. Para ustad di masjid dipaksa untuk menyampaikan ceramah tentang puasa itu kegiatan feudal. Jika tidak, izin mereka pun akan dicabut.
Saat ini, situasi di Xinjiang untuk orang Muslim belum kembali normal. Militer dan tentara berjaga-jaga dimana-mata.(sa/epochtimes)