Mesir setengah hati memberi ijin bagi para aktivis perdamaian dunia yang ingin masuk ke Jalur Gaza untuk menggelar aksi massa "Freedom Gaza March" dalam rangka memperingati satu tahun agresi brutal Israel ke Gaza dan menekan rejim Zionis itu untuk segera mengakhiri blokadenya di Gaza.
Mesir hanya membolehkan 100 dari 1.300 aktivis dari 40 negara yang sudah berkumpul di Kairo, melintasi perbatasan itupun setelah ribuang aktivis melakukan aksi mogok makan di depan kantor perwakilan PBB di Kairo sebagai protes atas penutupan perbatasan yang dilakukan Mesir. Negeri Piramid itu sengaja menutup perbatasan setelah para aktivis meminta ijin melintasi perbatasan untuk menggelar aksi massa di Gaza.
"Kami sedang melihat kemungkinan untuk mengijinkan mereka masuk ke Gaza dalam beberapa hari ini, tapi yang boleh masuk jumlahnya terbatas," kata Menlu Mesir, Ahmed Abul Gheit dalam keterangan persnya.
Ia menuding beberapa aktivis berkonspirasi untuk melawan Mesir dan aktivis-aktivis seperti itu tidak akan diperbolehkan masuk ke Gaza.
Sejumlah aktivis menerima tawaran Mesir, meski tidak terlalu puas. "Ini merupakan kemenangan buat kita, meski parsial. Paling tidak menunjukkan bahwa tekanan yang kita lakukan ada efeknya," kata Medea Benjamin, aktivis asal AS.
Menurut Benjamin, kementerian luar negeri Mesir memberi keleluasaan pada para aktivis itu untuk memilih 100 orang diantara mereka yang akan diutus ke Gaza. Mereka yang dipilih sudah meninggalkan Kairo pada Rabu (30/12) pagi. (ln/aby)