Apa parameter yang jelas untuk keberhasilan AS di Afghanistan? Letnan Jenderal David McChrystal, komandan militer AS yang baru dua bulan ini ditugaskan di negara itu, mengeluarkan sebuah pernyataan yang kontradiktif.
“Ukuran keberhasilan kita bukan jumlah berapa banyak musuh yang terbunuh. Tapi jumlah rakyat Afghan yang bisa dijauhkan dari tindak kekerasan.” demikian McChrystal.
Kenyataan sebenarnya, apa yang diucapkan oleh McChrystal itu, berlari kencang, karena alih-alih bisa menggusur atau membantai Taliban, bisa dipastikan korban militer AS malah terdiri dari rakyat sipil seluruhnya. Bulan lalu, korban sipil yang tewas mencapai 140 orang. Tahun lalu, menurut data PBB yang amburadul, sekitar 2.000 warga sipil Afghan tewas karena serangan AS.
Pekan lalu, Times mengeluarkan laporan investigasinya, bahwa kesalahan yang dilakukan oleh militer AS sudah mencapai tingkat yang signifikan dan patut dipertanyakan. Yang paling menjadi sorotan adalah pengabaian AS akan serangan terhadap wilayah yang berpenduduk padat.
Tentara AS tidak ragu untuk melemparkan bom dan memborbardir wilayah-wilayah tersebut dari darat dan udara dengan membabi buta. Tidak heran, menurut New York Times, kesalahan yang dilakukan berulang-ulang ini (hingga layak dipelajari apakah itu kesalahan ataukah memang sudah jelas strategi AS) telah membuat dukungan kepada AS semakin menipis.
Rakyat Afghanistan berada dalam titik nadir. Melihat kecenderungan keadaan sekarang, rakyat Afghan tampaknya sudah tidak peduli lagi dengan kondisi mereka sekarang—jika memang harus terlibat perang, maka mereka sudah sangat siap memerangi tentara AS di negaranya. McChyrstal mencanangkan bahwa programnya adalah membuat rakyat Afghan mendukung AS. Ia mengiming-imingi rakyat Afghan dengan keamanan di seluruh negeri.
Ini mungkin pendekatan yang cukup realistis. McChystal telah meredefinisikan kembali efektivitasannya. Semua didesain di Washington, namun penerapannya di Afghanistan niscaya menemui jalan buntu, McChrystal sudah mengetahui hal itu—karena gelombang kebencian rakyat Afghan terhadap AS semakin hari semakin besar.
Tuan Jenderal, cara yang ampuh untuk memenangkan perang di Afghanistan adalah memenangkan hati rakyat Afghan. Dan cara untuk memenangkan hati rakyat Afghan tidaklah sulit: AS menarik mundur semua pasukannya dari Afghan dan biarkan Afghanistan mengatur nasibnya sendiri—tidak oleh AS yang mengatur negaranya sekarang ini saja pun tengah babak-belur! (sa/tnyt)