Dua negara yang berbeda, namun dengan sikap yang sama. Begitulah yang sedang terjadi di Jepang dan Turki. Pembantaian Muslim di Xinjiang, Cina dalam jumlah yang sangat banyak telah mengundang berbagai kecaman.
Hari ini, Ankara, ibukota Turki telah tumplek dengan ribuan orang yang memadati kedutaan besar Cina. Ini tidak lepas dari pembantaian Muslim Uighurs di Turkistan Timur oleh pasukan militer Cina.
Polisi Cina telah menangkap 1,434 Muslim Uighurs di Turkistan Timur dua hari setelah pasukan tentara Cina membantai 156 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.
“Pemerintah Cina harus meninggalkan praktik dan kebijakan represifnya terhadap hak asasi manusia, harus menghentikan penindasan terhadap hak hidup, kebebasan dan kesadaran beragama Turkistan Timur dan di semua wilayah Cina.” Begitu bunyi tuntutan mereka.
Sedangkan di Tokyo, Jepang, orang-orang pun turun ke jalan dan mengibarkan bendera Turkistan Timur dan meneriakan slogan anti-Cina.
“Cina, hentikan pembantaian! Bebaskan Uighur!” begitu bunyi dari spanduk mereka. “Berikan kebebasan pada Uighur!”
Para demonstran mengumpulkan tanda tangan dalam sebuah surat terbuka yang akan dikirim kepada presiden Cina Hu Jintao. “Kami mengecam pembantaian Uighur.”
“Dengan menyembunyikan kebenaran, pemerintah Cina hanya membuat buruk hubungan antara rakyat Uighur dan ketidakpuasannya.”
Jepang dan Turki adalah dua negara sekuler. Kemana wahai negara-negara Islam? (sa/wb)