PM Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menunjukan dukungannya kepada Hamas. Ia mengeluarkan pernyataan bahwa penyebab situasi panas yang ada di Jalur Gaza adalah kebijakan mengisolasi Hamas dari dunia luar, sekaligus memboikot kemenangannya dalam pemilu Palestina 2006. Hal ini ia utrakan dalam wawancaranya dengan Washington Post. Erdogan juga mengatakan bahwa Hamas sama sekali bukan bagian dari gerakan Iran yang ingin menguasai Timur Tengah.
"Hamas bukan perpanjangan tangan dari Iran. Mereka ikut pemilu sebagai partai politik. Jika saja dunia internasional memberi Hamas kesempatan untuk mengendalikan kuasa politik di Palestina, tidak akan pernah terjadi situasi seperti sekarang ini." ujarnya, sembari mengecam kebijakan demokrasi dunia. "Anda semua berlaku tidak adil terhadap Hamas. Mereka menang pemilu dengan sah, tapi Anda memenjarakan mereka, kemudian Anda berharap Hamas tetap diam. Apakah itu mungkin?"
Erdogan menegaskan pula, sejak Juni 2008, tidak ada satupun korban yang jatuh dari pihak Israel karena penyerangan Hamas.
Sementara itu, Amr Mousa, Sekretaris Umum Liga Arab, menyatakan salut terhadap sikap Erdogan yang mendebat Presiden Israel, Shimon Peres, dan mundur dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Saya pikir, tak ada satupun orang Arab yang berani melakukan tindakan seperti Erdogan." ujarnya. (sa/pi)