Ramai-Ramai Emoh Ke Afghanistan

Perang Afghanistan semakin tidak popular. Kali ini sebagian anggota NATO menyatakan mereka tidak akan mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan kecuali jika pemilu presiden Afghanistan pada 7 November menciptakan sebuah pemerintahan yang sah atau sampai Presiden AS, Barack Obama memutuskan strategi baru di sana.

Menteri Pertahanan Belanda Eimert Van Middelkoop mengatakan bahwa negaranya, dengan 2.160 pasukan di Afghanistan, sedang menunggu hasil pemilihan umum terakhir, dengan alasan legitimasi pemerintah Afghanistan adalah kunci. "Saya pikir sebagian besar negara sedang menunggu keputusan Amerika," kata van Middelkoop kata pada pertemuan menteri pertahanan NATO dari 28 negara di Bratislava, akhir pekan lalu.

Menteri Pertahanan Denmark Soeren Gade mengatakan Denmark tidak akan menambah pasukan mereka sampai mereka yakin adanya pemerintah baru di Kabul. "Saya kira siapa pun yang akan mengirim lebih banyak pasukan ke Afghanistan akan mengajukan beberapa syarat," kata Gade, yang negaranya memiliki 690 tentara di Afghanistan.

"Mereka perlu melihat presiden Afghanistan baru dan berkata, jika kita mengirim lebih banyak pasukan ke negara Anda, Anda harus berurusan dengan hal ini, ini dan ini. Kita harus memastikan pemerintahan baru di Afghanistan memiliki komitmen untuk pekerjaan mereka sebelum kita mengirim pasukan lagi ke Afghanistan. "

Menteri Pertahanan Franz Josef Jung di Jerman mengatakan, dia juga tidak akan membiarkan negaranya menambah jumlah pasukan di sampai bulan Desember. Jerman saat ini memiliki lebih dari 4.200 tentara di Afghanistan. (sa/pf)