Terbongkarnya Misi Kristenisasi Militer AS di Afghanistan

Terungkapnya misi kristenisasi yang dilakukan para pendeta militer AS, membuat militer AS kelimpungan dan mulai mencari alasan untuk membantah adanya misi itu.

Kepala Staff Pasukan Gabungan AS di Afghanistan Laksamana Mike Mullen membantah adanya misi itu, setelah stasiun televisi al Jazeera menayangkan cuplikan rekaman video kebaktian yang dipimpin oleh para pendeta militer di basis angkatan udara AS di Bagram, Afghanistan.

Dalam rekaman video tersebut, para pendeta militer menyerukan pasukan AS yang bertugas di Afghanistan agar ikut menyebarkan ajaran Yesus dan merangkul rakyat Afghanistan agar mau memeluk agama Kristen. Rekaman video itu juga mengindikasikan adanya pendistribusian alkitab berbahasa lokal Afghanistan.

"Dari sisi perspektif militer AS, bukan posisi kami untuk mendorong pengajaran agama tertentu," dalih Mike Mullen.

Mullen juga mengatakan, militer AS sudah menyita alkitab-alkitab milik tentaranya di Afghanistan, yang diduga akan dibagikan pada masyarakat Afghanistan yang mayoritas beragama Islam. Sedangkan para tentara yang terlihat memberikan pernyataan pada rekaman video tersebut, tambah Mullen, sudah dikenai teguran.

Mantan Perdana Menteri Afghanistan, Ahmed Shah Ahmedzai mengecam tindakan militer AS yang diam-diam melakukan misi misionaris. "Ini merupakan pelanggaran. Saya pikir, konstitusi AS juga tidak membenarkan tindakan itu," kata Ahmedzai dari kota Kabul.

Ia menyatakan, kebijakan semacam itu akan merusak hubungan diplomatik antara AS dan Afghanistan. "Semua orang tahu, Muslim Afghan sangat konservatif dan memegang teguh ajaran Islam. Mereka tidak akan pernah menerima agama lain," tukas Ahmedzai.

"Di sini, orang yang murtad dari Islam akan dihukum berat, hukuman mati. Harus ada investigasi yang serius dalam kasus ini karena sudah tercium media massa dan beritanya sudah tersebar ke masyarakat," desak Ahmedzai.

Kecaman serupa juga dilontarkan Sayed Aalam Uddin Asser dari organisasi Front Islam untuk Perdamaian dan Kesepahaman di Kabul. Asser mengatakan, misi misionaris militer AS menjadi isu keamanan nasional bagi Afghanistan karena konstitusi Afghanistan menegaskan tidak boleh ada misi yang bertentangan apalagi melawan Islam.

"Jika ada orang datang dan melakukan propaganda agama lain selain Islam, maka akan menimbulkan persoalan bagi masyarakat, bagi perdamaian dan stabilitas nasional negeri ini," ujar Asser.

Militer AS boleh saja berdalih, tapi rekaman video yang ditayangkan al Jazeera menjadi bukti adanya indikasi bahwa penjajahan AS di negeri-negeri Muslim juga mengemban misi-misi tersembunyi.(ln/aljz)