Israel Kebakaran Jenggot, Disebut Swedia Sebagai "Penjual Organ Manusia"

Pemerintahan Israel berencana melayangkan gugatan resminya kepada pemerintahan Swedia pasca beberapa berita dan artikel yang dimuat dibeberapa koran negara Eropa-Skandinavia itu terkait kasus maraknya penjualan organ tubuh manusia yang terjadi di Israel.

Salah satu berita lain yang marak diwartakan oleh surat kabar dan media elektronik Swedia, adalah kasus pembunuhan beberapa warga Palestina oleh tentara Israel untuk dicuri beberapa bagian anggota tubuhnya.

Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Liberman, yang dikenal ultra konservatif, mengkritik keras pemberitaan media-media Swedia itu, dan memperingatkannya agar tak lebih jauh ikut campur urusan dalam negeri orang.

"Hal yang disayangkan adalah Swedia ikut serta memperburuk citra Yahudi di mata internasional. Berita yang dilansir selama sepekan di media-media Swedia ikut mencoreng citra Yahudi," terang Liberman.

Liberman pun memanggil duta besar dan para pejabat kedutaan besar Swedia untuk Israel untuk meluruskan duduk perkara kasus ini.

Mencuatnya kasus penjualan organ tubuh oleh warga negara Israel, dan diduga kuat didukung oleh unsur pemerintahan negeri Zionis itu, tak pelak menggegerkan publik dunia. Kasus ini bisa disejajarkan dengan kasus terkuaknya dokumen rahasia Protokol Pemerintahan Zionis dan kasus penggunaan darah anak-anak Inggris untuk sebuah misa hari raya Yahudi.

Sementara itu, Dubes Swedia untuk Israel, Elizabeth Poneer, menyatakan penyesalannya atas berita-berita tersebut. "Ini adalah pukulan bagi rakyat Swedia dan Israel," katanya.

Meski demikian, departemen luar negeri Swedia memberikan keterangan bahwa apa yang dikatakan oleh dubesnya di Israel itu adalah sebatas pendapat dan pernyataan pribadi, karena kemenlu Swedia mendukung kebebasan pers di negerinya.

Sebelumnya, lewat kanal televisi internasional CNN, pemerintahan Israel menyampaikan tanggapan kerasnya atas pemberitaan surat kabar Swedia itu. Dikatakannya, apa yang dimuat dan diberitakan oleh surat kabar tersebut adalah tindakan "anti-semit" dan materi yang bisa menuai kontroversi.

Tanggapan balik yang tak kalah kerasnya pun disampaikankan oleh departemen luar negeri Swedia, dan sama-sama lewat CNN. "Negara kami memiliki kebebasan pers yang tinggi." (cnn/wb)