Defne Bayrak: Saya Bangga Atas Misi Suami Saya Membunuh CIA

Istri seorang yang dituduh sebagai agen ganda, yang telah membunuh tujuh perwira CIA dalam sebuah serangan bom syahid di Afghanistan, Kamis kemarin (7/1) mengatakan bahwa suaminya menganggap Amerika Serikat sebagai musuh umat Islam dan ia sangat bangga atas misi yang dilakukan suaminya dengan melakukan aksi Isytihad dengan membunuh tujuh perwira CIA.

Defne Bayrak asli Turki dan merupakan istri dari Hammam Abu Khalil al-Balawi, mengatakan bahwa ia meragukan suaminya bekerja untuk CIA.

"Saya bangga dengan suami saya. Dia telah melakukan misi yang sangat penting dalam perang seperti itu," kata Bayrak yang saat ini tinggal di Istanbul, kepada wartawan.

"Saya pikir tidak mungkin ia seorang agen Amerika. Dia terlalu memusuhi Amerika. Dia hanya mempergunakan Amerika dan Yordania untuk mencapai tujuannya tersebut."

"Dia memiliki karakter yang sangat kuat. Jika ia melakukannya, dia pasti melakukannya sesuai dengan kehendaknya sendiri. Tidak ada yang dapat memaksanya melakukan sesuatu," kata Bayrak kepada surat kabar Sabah.

Mengenakan kerudung hitam, Bayrak mengatakan ia sebelumnya di telepon oleh salah seorang teman suaminya yang berasal dari Yordan yang saat ini di Pakistan yang mengatakan bahwa suaminya telah meledakkan dirinya di sebuah pangkalan AS di Afghanistan pada tanggal 30 Desember. Teman suaminya itu juga mengatakan ia akan mengirimkan pesan terakhir dan surat wasiat suaminya kepadanya.

Balawi meledakkan dirinya di dalam pangkalam militer AS Chapman, di provinsi Khost tenggara dekat perbatasan dengan Pakistan.

Sayap Al-Qaidah Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas aksi bom syahid tersebut, dan serangan itu merupakan serangan kedua yang paling mematikan dalam sejarah CIA, dan Al-Qaidah mengatakan bahwa serangan bom syahid tersebut sebagai aksi balas dendam atas kematian pemimpin mereka.

Bayrak sendiri merupakan seorang wartawan yang telah menulis beberapa buku termasuk satu buku berjudul "Usamah bin Laden: Che Guevara dari Timur", sebelumnya ia mengatakan kepada surat kabar "Sabah" bahwa ia percaya suaminya bukan pergi ke Afghanistan namun ke Pakistan untuk melanjutkan studi medisnya dan ia sangat terkejut mendengar berita kematian suaminya.

Mantan pejabat intelijen mengatakan bahwa Balawi adalah seorang dokter, kemudian direkrut oleh intelijen Yordania untuk mencoba menyusup ke jaringan al-Qaidah dan Taliban.

Balawi telah dikaitkan dengan kelompok Islamis di masa lalu, namun AS dan badan intelijen Yordania percaya ia telah berhasil di "de-radikalisasi."

Bayrak mengatakan dia bertemu suaminya ketika ia sedang belajar kedokteran di Universitas Istanbul. Mereka tinggal di Yordania, di mana saat ini mereka mempunyai dua anak perempuan, sebelum pindah kembali ke Turki pada Oktober 2009.(fq/aby)