Sebuah video dari penyair terkenal Iran Mostafa Badkoobei yang membaca sebuah puisi berisi ejekan terhadap orang Arab dan Islam telah banyak beredar di internet, yang menimbulkan kontroversi dan sekali lagi membawa ke permukaan masalah lama yaitu diskriminasi terhadap non-Persia di Iran.
Puisi berjudul "Tuhan Arab" hadir dalam menanggapi pernyataan yang dibuat oleh seorang tamu di sebuah acara di TV yang menyatakan bahwa "Bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga."
Agar tidak memprovokasi minoritas lima juta Arab di Iran, juga disebut Ahwazis, Badkoobei mengatakan bahwa meskipun mereka berbahasa Arab, mereka tahu bahwa mereka adalah warga Iran dan bukan orang Arab, pernyataannya itu dipenuhi oleh tepuk tangan penonton yang mendengarkan puisi yang dibacakan Badkoobei.
Dalam puisi itu, dibaca di dalam sebuah lembaga pemerintahan budaya di kota barat Hamedan, Badkoobei berkata, "Bawa aku ke dalam di bawah dunia, Anda Tuhan orang Arab, aku telah membuktikan bahwa aku tidak menemukan orang Arab di sana."
Dia menambahkan, dengan tepuk tangan riuh dari penonton, bahwa ia tidak membutuhkan surga yang dijanjikan untuk orang-orang Arab kemudian bertanya kepada Tuhan, "Bukankah Anda sendiri mengatakan bahwa orang Arab yang paling munafik?
Badkoobei melanjutkan dengan memuji kemuliaan Iran sebelum munculnya Islam dan menyatakan bahwa Persia dimasuki Islam dengan kekerasan. Ia juga memuji penyair Persia seperti Rumi, yang katanya jauh lebih dewasa dari "cerita Arab," sebuah rujukan implisit ke cerita nabi dari Al-Quran.
Ia juga menambahkan bahwa ia lebih suka Rubaiyat Omar Khayyam dan kata-kata Gandhi dalam "kebun-kebun Arab," berisi referensi ke surga seperti yang digambarkan dalam Al-Quran.
Badkoobei kemudian mengakhiri puisi dengan permohonan kepada Tuhan.
"Tolong Tuhan selamatkan negara saya dari penderitaan orang Arab."
Hamed al-Kanani, seorang ahli negeri Iran, mengatakan bahwa sentimen anti-Arab telah menjadi bagian dari jiwa Iran sejak berdirinya negara Iran modern.
"Kata ‘Arab’ telah menjadi antonym bagi ‘Persia’ atau ‘Iran’ dan dalam kasus Ahwazis, mereka tidak akan diterima sebagai Iran kecuali mereka menghapus identitas Arab mereka," katanya.
Kanani menunjukkan bahwa Badkoobei menyebut Ahwazis sebagai Khuzis, yang berarti penduduk provinsi pra-dominan Arab Khuzestan, yang namanya diubah dari Arabstan oleh Shah sebagai bagian dari rencana Persianisasi nasional yang bertujuan untuk menghapus identitas Arab di Iran.(fq/aby)