Dana milik keluarga Presiden Mesir yang digulingkan Hosni Mubarak, atau menteri senior rezim Mubarak, telah ditemukan di Swiss, seorang pejabat pemerintah Swiss mengatakan kepada New York Times pada hari Rabu lalu.
"Hasil pelacakan pertama telah diidentifikasi. Pada akhir minggu, kita mungkin akan memiliki gambaran yang lebih baik," surat kabar NYT mengutip pernyataan seorang pejabat, yang meminta untuk tidak diidentifikasi.
Pejabat itu menolak untuk menentukan berapa banyak uang yang telah diidentifikasi atau siapa saja yang memiliki rekening, lapor New York Times.
Swiss, pusat perbankan lepas pantai terbesar di dunia, memerintahkan pembekuan selama tiga tahun aset yang mungkin milik Mubarak tak lama setelah ia mengundurkan diri sebagai presiden Jumat lalu, 11 Februari.
Mesir juga meminta bantuan hukum Swiss dalam memulihkan aset mantan menteri dan pejabat Mesir.
No official estimate was made of how much money or real estate deeds belonging to Mubarak or his associates might be held in Swiss banks. Tidak ada perkiraan resmi terbuat dari berapa uang atau real estat milik perbuatan Mubarak atau rekan-rekannya mungkin akan diselenggarakan di bank Swiss.
Dalam beberapa tahun terakhir, Swiss telah mengembalikan sekitar 1.6 miliar dolar yang disimpan di bank milik para diktator ke negara mereka.
Mubarak memerintah Mesir sejak pembunuhan Presiden Anwar Sadat 30 tahun yang lalu. Selama pemerintahannya korupsi menjadi endemik, dan 40 persen dari 80 juta di negara ini hidup dengan penghasilan kurang dari 2 dolar perhari.
Media reports have estimated Mubarak’s wealth between US$40 billion and $70 billion. Laporan media telah memperkirakan Mubarak kekayaan antara US $ 40 miliar dan $ 70 miliar.
"Ya, Mubarak, beritahu kami di mana Anda mendapatkan uang sebanyak 70 miliar dolar!" teriak para demonstran dalam demonstrasi sebelum presiden mengundurkan diri.
Global Financial Integrity, kelompok Washington yang mengkaji korupsi pemerintah, memperkirakan 57 miliar dolar aset ilegal dikirim ke luar negeri oleh pejabat pemerintah antara tahun 2000 dan 2008.
Penguasa baru militer Mesir juga meminta AS, Inggris dan Perancis pada hari Senin lalu untuk membekukan aset mantan pejabat Mesir yang diduga mengirimkan miliaran dolar aset mereka ke luar negeri.
Namun, pejabat senior pemerintah di Washington dan seorang jurubicara kementerian luar negeri di Paris mengatakan Mubarak tidak termasuk dalam permintaan untuk dibekukan asetnya.
Aset mantan Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali telah dibekukan bulan lalu setelah ia berhasilkan digulingkan oleh aksi protes rakyat.(fq/almasryalyoum)