Presiden Venezuela Hugo Chavez mengutuk apa yang ia sebut "pengeboman membabi buta" oleh AS dan sekutunya di Libya, mengatakan pada hari Minggu kemarin (20/3) bahwa serangan itu tidak berdasar dan hanya akan menyebabkan lebih banyak lagi pertumpahan darah.
Pemerintah Kuba juga mengecam serangan AS serta sekutunya dan menyerukan agar konflik dapat diselesaikan melalui negosiasi.
Chavez mengatakan AS mengincar minyak Libya, dan memperingatkan Presiden Barack Obama tidak mencoba melakukan intervensi serupa di negara Amerika Selatan. "Dengan Venezuela, jangan sekali-kali berpikir tentang hal ini, Mr Obama," katanya.
Chavez, yang memiliki hubungan lama dan dekat dengan pemimpin Libya Muammar Gaddafi, menuntut serangan udara dihentikan dan menggemakan klaim korban sipil oleh pemerintah Libya, yang mengatakan 48 orang tewas.
"Korban sipil kini mulai muncul karena beberapa bom yang diluncurkan 200 hingga 400 bom dari luar sana di laut mediterania – dan bom itu jatuh di sembarang tempat mereka akan jatuh," kata Chavez selama berbicara di televisi mingguan dan program radio.
Di Washington, bagaimanapun, Pentagon mengatakan tidak ada laporan mengenai korban sipil dalam serangan udara yang mereka lakukan. Wakil Laksamana William E. Gortney, staf direktur untuk Kepala Staf Gabungan, mengatakan serangan itu mengakibatkan kerusakan berat dan sebagian besar basis pertahanan udara Gaddafi.
"Libya di bawah api imperialisme. Tidak ada yang membenarkan ini," kata Chavez, sambil mengangkat sebuah surat kabar yang menunjukkan gambar ledakan di halaman depan.
"Siapa yang memberi negara-negara Amerika Serikat, atau Perancis, atau Inggris, atau negara mana pun memiliki hak untuk menjatuhkan bom?"
Chavez mengatakan para pemimpin Uni Afrika sedang bertemu di Mauritania untuk membahas konflik Libya.
"Itulah yang harus dilakukan, dan pergi ke sana untuk berbicara dengan pihak-pihak dalam konflik tersebut, tetapi bukan dengan meluncurkan bom, lebih banyak bom yang dijatuhkan, lebih banyak kematian," kata Chavez.
"Mari kita coba untuk membantu, untuk menengahi antara para pihak yang bertikai," katanya. "Sebuah gencatan senjata, duduk di meja. Itulah jalan ketika menghadapi konflik semacam ini."
Selama pertemuan di Venezuela Chavez mengatakan: "Kami mengulangi pesan kami dari Venezuela, dari ALBA: Kami menuntut penghentian serangan terhadap Libya," kata Chavez hari Minggu kemarin. "Ini sebuah kegilaan dari sebuah imperialisme."
Di Havana, kementerian luar negeri Kuba mengatakan konflik Libya harus diselesaikan "melalui dialog dan negosiasi, bukan dengan cara militer."
"Kuba menyatakan kecaman keras dari intervensi asing dalam konflik internal Libya, kata pernyataan dari kementerian di berita televisi Kuba.(fq/ap)