Pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange mengatakan situsnya belum memulai mempublikasikan sebagian besar informasi terkait tentang Israel.
Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, Assange mengatakan bahwa apa yang telah dipublikasikan situsnya terkait Israel sampai sekarang merupakan hanya 1-2% informasi, yang meliputi aksi intelijen pada pembunuhan tokoh Hamas di Dubai Mahmud Mabhuh dan Perang Libanon Kedua.
Assange, yang berada di Inggris setelah dibebaskan dari tahanan, menambahkan bahwa dari 3.700 dokumen terkait Israel di tangannya, sekitar 2.700 datang dari dalam negara Israel sendiri.
Dia juga berjanji untuk mengungkapkan komunikasi tingkat tinggi tentang pembunuhan seorang pejabat Suriah oleh seorang sniper, yang nampaknya merujuk kepada Muhammad Sulaiman, yang menjadi ajudan tinggi ke Presiden Suriah Bashar Assad.
Proses mengungkapkan semua dokumen ini dijadwalkan akan memakan waktu sekitar enam bulan, kata pendiri situs Wikileaks tersebut.
Namun Assange secara kategoris membantah rumor yang muncul baru-baru ini, mengenai kemungkinan adanya kesepakatan antara WikiLeaks dan Israel.
"Kami tidak punya kontak langsung atau tidak langsung dengan Israel," katanya menegaskan, seraya menambahkan, bahwa Mossad dan badan-badan intelijen lainnya memonitor situs miliknya.
Selain itu, Assange mengatakan, publikasi berbagai dokumen tergantung pada berbagai surat kabar dan ketertarikan mereka pada subyek yang berbeda. Namun tidak ada kesepakatan dengan Israel untuk tidak mempublikasikan temuan yang merugikan Israel sendiri, katanya.(fq/ynet)