Bank-Bank AS Dalang Krisis Ekonomi Global

Bank-bank di AS dan bank-bank asing ternyata menjadi biang kerok krisis ekonomi global yang terjadi saat ini.

Laporan terbaru lembaga Center for Public Integrity menyatakan bahwa bank-bank asing dan bank-bank AS bukanlah korban dari krisis ekonomi, tapi mereka yang telah menyebabkan krisis ekonomi terjadi.

Menurut laporan itu, lembaga-lembaga pemberi pinjaman yang menjadi pemicu krisis ekonomi global, adalah lembaga-lembaga yang dimiliki atau mendapat dukungan dana dari bank-bank besar bertaraf internasional. Dan sekarang, lembaga keuangan dan bank-bank besar itu menerima suntikan dana bantuan dari pemerintah.

Center for Public Policy Integrity-lembaga yang melakukan berbagai survei investigatif-dalam laporannya menyebutkan 25 perusahaan "pemberi pinjaman" yang telah memberikan pinjaman beresiko tinggi dan diduga bertanggung jawab atas runtuhnya pasar properti di AS dan meluasnya krisis ekonomi ke seluruh dunia.

Perusahan-perusahaan pemberi pinjaman itu, menurut hasil penelitian Center for Public Policy Integrity, beranggungjawab atas pinjaman yang nilainya mencapai 1 trilun dollar atau meliputi 72 persen industri pinjaman di AS. Pinjaman itu diberikan pada para peminjam yang sebenarnya tidak memenuhi syarat menerima pinjaman tersebut untuk keperluan kredit perumahan (mortgage).

"Bank-bank besar yang didanai oleh industri ‘pemberi pinjaman’ bukanlah korban krisis ekonomi seperti yang sering mereka katakan saat ini. Bank-bank ini sengaja melumpuhkan para bankir pemberi pinjaman yang mengancam sistem finansial," kata Direktur Eksekutif Center for Public Policy Integrity, Bill Buzenberg.

Lembaga Kebijakan Publik itu sudah menyampaikan hasil penelitian mereka ke para anggota Kongres AS, bersamaan dengan rencana Kongres untuk membentuk tim pakar yang akan menyelidiki penyebab krisis finansial yang melanda AS. Mayoritas suara di Kongres AS menyetujui pembentukan tim pakar tersebut untuk mengungkap adanya kejahatan ekonomi yang menyebabkan lumpuhnya perekonomian AS. (ln/prtv)