Balasan Said Buryatsky Terhadap Putin

Tanggal 2 Maret, lalu, ketika itu dia memberikan bantuan ke sebuah desa Ingush, Ekazhevo, yang sudah dikepung pasukan khusus Rusia, dan didukung kendaraan lapis baja, Said Buryatsky, mengeluarkan telpon genggamnya, dan mengabadikan para pejuang-pejuang muda, yang menjadi pengikutnya, yang telah masuk wilayah Rusia, di Utara Caucasus, Asia Tengah.

Said memperhatikan beberapa jam terhadap para pejuang muda, yang merupakan pengikutnya itu, dan semuanya berakhir dengan kematian Said Buryatsky bersama dengan lima pejuang muda itu, dan 11 lainnya tertangkap pasukan khusus Rusia. Sesudah serangan itu, Pasukan Keamanan Federal Rusia Sebelum kematiannya, Said mendapatkan kembali telpon genggamnya yang merekam peristiwa itu, dan dengan rekaman itu, jauh lebih bermanfaat dibandingkan senjata Rusia.

Beberapa hari berikutnya, para pejuang dapat mempublikasikan kematian mereka, melaluli website. Ratusan websiste "jihadis’, terutama dari Azerbaijan, Afghanistan, Kyrgystan, Kazakhstan, Jerman, dan Turki,  semua memberitakan, dan mereka itu disebut sebagai ‘Internet Mujahidin’.

Kisah Said Buryatsky, adalah Said yang berasal dari Buryat, lahir dengan nama Alexander Tikhomirov, tahun 1982, di barat Siberia, yang beribukota Ulan-Ude, ribuan mil jaraknya dengan tempat kematiannya.

Sebuah gambaran yang sangat dramatik, khususnya para pejuang kemerdekaan di wilayah Utara Caucasus, yang sekarang melakukan perang gerilya melawan rezim pemerintah Moskow. Mereka menginginkan perubahan, dan menjadi sebuah negara yang merdeka, tidak lagi dibawah kekuasaan Moskow, dan dapat menegakkan cita-citanya, yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putih, pasti masih ingat, ketika membunuh pejuang Caucasus, yang terakhir, dan yang menjadi komandan terakhir dari gerakan itu. Tetapi bom yang menghancurkan di pagi hari itu, yang terjadi di pusat kota Moskow, mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa. Tidak tergambar akan terjadi serangan yang mematikan di pusat kota Moskow.

Kisah Said Buryatsky, tak dapat dipungkiri merupakan gambaran tentang jihad di wilayah utara Caucasus yang sudah menjadi ‘virus’, yang sangat menakutkan bagi Putin. Di hari-hari mendatang pasukan khusus Rusia (FSB),akan menghdadapi  ‘virus’  akan yang menyebar ke Moskow, dan kemana-mana, sejak bom yang meledak dan menghancurkan, yang terjadi di subway Moskow.

Para pejuang muda di Caucasus menggunakan alat komputer sebagai alat perang. Sepuluh tahun lalu, Ibn al-Khaththab, seorang sukarelawan dari Arab Saudi, yang pernah menjadi anak buah Usama bin Laden, berhasil menyebarkan alat telpon satelit dan komputer, dan membangun kamp latihan di pegunungan Vedeno, yang dilindungi hutan yang sangat lebat, di selatan Chechnya. Tapi, seorang letnan Rusia berhasil mengintersep sinyal Kthathab, dan dia terbunuh oleh seorang agen ganda.

Buryatsky, seorang yang terdidik, dan pernah belajar di Universitas Moskow, dapat berbicara dengan bahasa Rusia dengan pasih, serta dapat berbahasa Arab. Dia bukan hanya ahli dalam perang gerilya, tetapi juga mempunyai pengetahuan yang luas, dibidang teknologi komputer, dan dia pergi haji di tahun 2007.

Sebelum, terjun ke kancah perang di wilayah Caucasus, Said Buryatsky, memberikan cerama-ceramah di Kyrgystan dan Kazakhstan, serta mengedarkan rekaman DVDnya di masjid-masjid, yang mengajak umat Islam, bergabung dengan para pejuang muslim, membebaskan wilayah Caucasus, yang dikusai Rusia.

Buryatsky sangat jauh dari Siberia, dan pergi ke Caucasus, yang jaraknya ribuan mil dari tanah kelahirannya, hanya untuk dapat membela saudara muslimnya, yang dijajah oleh Rusia. Ini suatu gambaran betapa, nilai-nilai Islam yang diyakini itu, telah mendorongnya untuk membela suadaranya. Sampai akhirnya Said Buryatsky tewas di Caucasus.

Rusia dibawah Vladimir Putin, menghancurkan Chechnya dengan serangan militer yang massif, dan meluluh-lantakkan ibukota Grozny, dan membunuh ribuan orang-orang yang tidak berdosa, wanita dan anak-anak, serta orang tua, semuanya tewas akibat serangan yang dilakukan militer Rusia, agar rakyat di wilayah Caucaus itu, tidak dapat lagi menentang Moskow untuk mendapatkan kemerdekaannya. (m/fp).