Sebuah cabang Al-Qaidah di barat laut Afrika Senin kemarin (7/2) mengancam akan membunuh presiden Mauritania untuk memerangi "perang proxy" atas nama Perancis yang berusaha membendung pengaruh Al-Qaidah tumbuh di wilayah ini.
Al-Qaidah Maghreb Islam (AQIM) mengatakan akan membuat "usaha baru" untuk membunuh Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz setelah serangan yang gagal pekan lalu.
AQIM mengatakan pihaknya akan terus menargetkan Abdel Aziz "selama perang proxy dilancarkan melawan Mujahidin atas nama Perancis terus berlanjut," kata pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita lokal ANI.
Ia menyerukan tentara Mauritania untuk menggulingkan kepala negara, mengklaim dia "memaksakan perang pada mereka yang sebenarnya bukan mereka."
Militer Mauritania meledakkan sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak minggu lalu, mencegah AQIM yang pada saat itu mengklaim merupakan sebuah upaya pembunuhan terhadap presiden. Kedutaan Perancis dan barak tentara juga ditargetkan, menurut beberapa sumber.
Sementara itu, Menteri Kerjasama Perancis Henri de Raincourt mengatakan di Nouakchott bahwa Paris akan berdiri dengan Mauritania dalam memerangi AQIM.
Ppasukan Perancis berpartisipasi dalam serangan bersama dengan tentara Mauritania di tempat persembunyian AQIM di negara tetangga Mali dalam upaya yang gagal untuk membebaskan sandera Perancis Michel Germaneau tahun lalu.
AQIM mengatakan akan mengeksekusi orang itu sebagai pembalasan atas serangan, yang menewaskan beberapa anggotanya.
Pada hari Sabtu lalu anggota AQIM diduga meledakkan dirinya di Mauritania selatan setelah pasukan keamanan berhasil memojokkan dirinya.
Seorang tersangka kedua ditangkap hidup-hidup dalam insiden di wilayah Brakna yang terpencil, dekat perbatasan dengan Senegal, kata mereka.
Keduanya diyakini di antara beberapa anggota AQIM yang masuk Mauritania dari Mali dalam tiga kendaraan seminggu yang lalu dengan rencana untuk meluncurkan serangan di ibukota Nouakchott.
Mauritania adalah di antara beberapa negara di wilayah Sahara di mana pejuang al Qaidah telah meningkatkan keberadaan mereka dengan serangkaian serangan dan penculikan.
AQIM tumbuh dari gerakan Salafi militan di Aljazair dan telah bergerak ke arah selatan di mana ia mengambil keuntungan dari daerah padang pasir yang luas dan tanpa hukum Mauritania, Mali dan Niger. (fq/aby)